
Reforma Agraria di Desa Cipada: Petani Didorong Jadi Pemilik Sah, Bukan Sekadar Penggarap
KBB, eternitynews.id – Pemerintah Desa Cipada, Kecamatan Cipada, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menggulirkan Program Reforma Agraria sebagai langkah strategis untuk menertibkan kepemilikan tanah sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Program ini merupakan kelanjutan dari Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang digagas oleh Kantor Pertanahan KBB.
Kepala Desa Cipada, Ukin Sudaryana, menegaskan bahwa reforma agraria adalah langkah nyata pemerintah desa dalam menciptakan kepastian hukum tanah di wilayahnya.
“Kami sedang menata ulang lahan-lahan dengan berbagai status, seperti tanah peninggalan Belanda (RPE) dan Lahan Desa (LD). Tanah LD tidak boleh diperjualbelikan, kecuali bagi penggarap aktif yang sudah lama mengelola lahan tersebut,” tegas Ukin.
Pendataan tanah kini memasuki hari keempat, dengan melibatkan unsur SKPD dan OPD Kabupaten Bandung Barat. Kolaborasi lintas instansi ini bertujuan mempercepat proses legalisasi dan penerbitan sertifikat, sehingga petani tidak lagi waswas atas lahan yang digarapnya.
Lebih dari sekadar urusan sertifikat, program reforma agraria di Cipada juga menyentuh aspek pemberdayaan ekonomi petani. Pemerintah desa menggandeng tenaga penyuluh untuk memberikan pelatihan tentang pengendalian hama, pemupukan, penggunaan pestisida yang tepat, hingga penerapan teknologi pertanian modern.
“Reforma agraria bukan cuma soal legalitas tanah. Ini tentang bagaimana petani kami bisa hidup lebih sejahtera dan mandiri,” ujar Ukin.
Untuk mengoptimalkan hasil pertanian, Desa Cipada menerapkan dua musim tanam (season).
Season pertama difokuskan pada komoditas hortikultura seperti sayur-sayuran.
Season kedua diarahkan pada perkebunan kopi arabika dan teh, yang kini tengah berjalan dan menunjukkan hasil positif.
Melalui sinergi antara legalisasi tanah dan penguatan kapasitas petani, Pemerintah Desa Cipada menargetkan terwujudnya petani pemilik yang berdaya saing dan berdaulat atas lahannya.
“Kami ingin petani Cipada tidak hanya menggarap, tapi juga memiliki. Ketika mereka punya lahan sendiri dan bisa mengelolanya dengan baik, di situlah kesejahteraan akan tumbuh,” pungkas Ukin dengan optimis.
Dudy