Lampung Selatan, eternitynews.id – Pembangunan rekonstruksi jalan cor beton di ruas Kalirejo–Margacatur, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, menuai sorotan. Baru sepekan dikerjakan, di sejumlah titik sudah tampak retakan yang cukup mengkhawatirkan.
Jalan yang menghubungkan Desa Kalirejo Kecamatan Palas, Margacatur Kecamatan Kalianda, hingga Sidomakmur Kecamatan Way Panji itu dinilai mengabaikan kualitas. Padahal, pembangunan infrastruktur saat ini menjadi perhatian serius Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama, yang menekankan pentingnya kualitas agar konstruksi dapat bertahan hingga lima tahun ke depan.

Proyek rekonstruksi jalan cor ini menelan anggaran Rp1.491.764.514 yang bersumber dari APBD Lampung Selatan melalui Dinas PUPR Tahun Anggaran 2025, dan dikerjakan oleh CV Mulya Gama Mandiri.
Kepala Desa Margacatur Muhamad Abdul Muklis, yang dikonfirmasi terkait adanya retakan jalan beton yang dikerjakan menggunakan anggaran APBD tahun 2025 mengatakan, belum mengetahui secara pasti letak atau lokasi retakannya,
“Saya mendapat laporan dari beberapa warga bahwasannya Cor Beton yang baru seminggu selesai dikerjakan sudah banyak keretakan, tapi saya belum tahu posisi dimana keretakan itu lagian saya sendiri lagi terbaring sakit jadi belum bisa kelokasi,” Jelas kades.
Terkait adanya retakan pada jalan beton tersebut, Kepala Desa Margacatur juga akan segera melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak rekanan.
Sementara Saat dikonfirmasi melalui perpesanan whatsAap , KUPT PUPR Kecamatan Kalianda, Munadi, menyatakan akan meninjau langsung kondisi di lapangan.
“Siap makasih infonya nanti kita cek ke lokasi, dan sudah saya infokan ke pihak pelaksananya,” ujar Munadi melalui pesan WhatsApp, Jumat (21/11/2025).
Ketika ditanya apakah jalan tersebut telah diajukan untuk PHO (Provisional Hand Over), Munadi menegaskan bahwa pekerjaan masih berjalan.
“Belum lur masih proses kating dan curring penyiraman dan hamparan bahunya,” jelasnya.
Lebih lanjut Awak Media lalu Konfirmasi Pelaksana Lapangan CV Mulya Gama Mandiri, Mirda, menyebut retakan pada beton adalah hal yang wajar terjadi dalam proses pembangunan.
“Biasa itu klo di beton bang, tetap nanti saya perbaiki. Karna kerja kita sesuai dengan prosedur kalau retak dan patah bukan kita inginkan bos. sudah kita rawat juga beton itu masih ada retak juga,” kata Mirda melalui pesan WhatsApp.
Pernyataan tersebut justru disayangkan oleh masyarakat, karena dianggap menyepelekan kualitas pekerjaan pembangunan yang menelan anggaran negara mencapai Rp1,491 miliar.
Warga berharap pemerintah daerah benar-benar memastikan setiap proyek infrastruktur dikerjakan sesuai standar teknis, sehingga hasilnya berkualitas, aman, dan berumur panjang.
( Kaperwil Lampyng Agusnadi )












Leave a Reply