EternityNews

AKTUAL FAKTUAL EDUKATIF

DI ALTAR KASIHMU : SEBUAH HIKAYAT TANPA AKHIR

Gowa Sul Sel eternitynews.id

Di bawah cakrawala yang menyimpan rahasia penciptaan, ada satu nama yang lebih tua dari rindu dan lebih tabah dari waktu: Ibu. Ia adalah puisi yang ditulis Tuhan menggunakan tinta kasih sayang di atas lembaran takdir. Tubuhnya adalah semesta pertama tempat kita belajar tentang denyut jantung, sebuah ritme purba yang mengajarkan bahwa kita tidak pernah benar-benar sendirian. Sebelum dunia mengenal kita dengan nama dan gelar, Ibu telah lebih dulu mengenali kita melalui sapaan halus di dalam rahimnya—sebuah percakapan tanpa kata, namun penuh makna.

Ibu adalah arsitek dari mimpi-mimpi yang hampir runtuh. Ketika badai kehidupan datang menyapu, ia tidak menjelma benteng yang kaku, melainkan menjadi pelabuhan yang tenang. Tangan yang mungkin kini mulai berkerut itu adalah tangan yang sama yang pernah menghalau gelap dari tidur kita, yang menyeka air mata tanpa bertanya mengapa, dan yang melangitkan doa-doa paling rahasia di sepertiga malam agar langkah kita selalu ringan. Ketabahannya tidak meledak-ledak; ia mengalir seperti sungai yang sabar membelah batu.

Dalam semangat ini, kita diingatkan oleh narasi lugas dan inspiratif dari Hj. Rismawati Kadir Nyampa, ST, MH (Ketua DPC Partai Demokrat Gowa), bahwa ketabahan dan kasih sayang Ibu adalah sumber kekuatan yang tak pernah habis.

“Perempuan adalah tiang peradaban. Menjadi Ibu bukan hanya tentang merawat, tapi tentang mencerdaskan kehidupan. Ketulusan seorang Ibu dalam mendidik karakter adalah politik kemanusiaan yang paling nyata, karena dari rahimnyalah lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki nurani dan integritas.”

Mencintai Ibu adalah perjalanan pulang yang paling indah. Ia adalah satu-satunya tempat di mana kita boleh menjadi rapuh tanpa perlu merasa malu, dan menjadi kecil tanpa perlu merasa rendah. Jika dunia adalah rimba yang penuh kepura-puraan, maka pelukan Ibu adalah satu-satunya kebenaran yang tersisa.

Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2025

Terima kasih, Ibu, karena telah menjadi cahaya yang tidak pernah redup, bahkan ketika malam begitu pekat. Engkau adalah bukti nyata bahwa surga tidak hanya berada di telapak kakimu, tetapi juga berdenyut di setiap doa yang kau titipkan untuk kebahagiaanku. Biarlah hikayat kasihmu menjadi garis waktu yang tak akan pernah menemui titik, sebuah pengabdian yang abadi dalam detak jantung kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *