Muara dua 08/11/2025
Eternitynews.id
Aliran Sungai Komering yang melintasi di jantung kota Muaradua. Tepatnya, di bawah jembatan ini, ada pusaran ombak yang sejak dulu menjadi tempat bermain anak-anak dan remaja setiap kali air sungai mulai surut.
Tak heran, bagi masyarakat kota Muaradua. lokasi ini bukan hal asing.
Selain dikenal dengan pusaran ombaknya, di sekitar jembatan ini juga berdiri rumah makan yang sudah menjadi bagian dari sejarah kuliner kota ini.
Dahulunya, rumah makan di kota Muaradua jumlahnya cukup banyak. Seperti, rumah makan Telaga Biru dan rumah makan Sejoli, masih lekat di ingatan warga lama. Namun kini, hanya satu yang tersisa rumah makan Ombak.

Untuk bertahan, puluhan tahun bukanlah hal mudah. Persaingan bisnis, perubahan selera, hingga dinamika ekonomi daerah menjadi tantangan tersendiri.
Namun rumah makan ombak tetap setia berdiri di tepi Sungai Komering, menjadi saksi perubahan waktu dan selera masyarakat.
Pemilik rumah makan Ombak Uda Sirit mengatakan, dahulunya ramai, banyak rumah makan di sekitar sini. Tapi satu persatu mulai tutup.
Kami tetap bertahan, karena sudah jadi bagian dari masyarakat. Banyak pelanggan yang datang bukan hanya untuk makan, tapi bernostalgia.
” Selain menyajikan makanan khas daerah, rumah makan ombak menjadi tempat pertemuan, tempat cerita, bahkan simbol keakraban warga Muaradua, ” tuturnya.
Hal yang sama juga disampaikan Supri, warga kota Muaradua pelanggan lama sering beristirahat, makan siang dan sholat di Mushola Taqwa yang ada didepan rumah makan ombak.
” Saya, mengenal dan berlangganan makan di rumah makan ini sejak tahun 2005 lalu, dengan makanan Favorit ayam sambal, menjadi menu pilihan, ” ungkapnya.
Selain itu, aroma masakan bercampur dengan semilir angin sungai Komering yang mengalir di dekatnya, menjadi selerah makan dan beristirahat disini.
Juga, pusaran ombak di bawah jembatan Komering tidak hanya menjadi tempat bermain, tetapi juga pengingat, bahwa waktu boleh berubah, namun kenangan tetap berputar di tempat yang sama.
” Semoga tempat-tempat bersejarah seperti ini tetap terjaga, sebagai bagian dari identitas dan cerita kita bersama, ” tambahnya.
Romy Batara 94
















Leave a Reply